Belajar Sabar

Namaku Intan Sulistiowati asal Batang dan sejak lulus sekolah aku merantau ke Magelang. Meski bekerja namun keinginan untuk kuliah tak pupus dari pikiranku. Setelah 2 tahun bekeja tepatnya tahun 2009 akhirnya terkumplah uang untuk bisa melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadiyah Magelang jurusan Akuntansi. Tak lama setelah itu tahun 2011 saya menikah dengan pemuda asli Muntilan.

Keinginan setiap keluarga baru tentunya sama, ingin menjadi keluarga yang sakinah, mawadhah dan rahmah, serta memiliki keturunan yang sholeh dan sholeha sehat dan akhlakul karimah. Demikian juga dengan kami doa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT.

Alhamdulilah dalam keadaan sendiri, dimana harus ditinggal suami melanjutkan studi Master ke Jepang saya merawat Ilham, anak pertama kami yang pada saat itu baru mulai bisa berjalan 15 bulan. Meski dengan linangan air mata dan pikiran yang selalu kalut karena Ilham sering sakit- sakitan, tak hentinya mulut ini meminta kepada Allah untuk diberi kesabaran dan kemudahan.

Tak mudah memang mendidik dan merawat anak kecil sendirian, Butuh kesabaran dan perhatian yang ekstra. Apalagi saat itu saya tengah merampungkan skripsi saya yang pastilah saya sibuk sekali karena harus bolak- balik kampus untuk bimbingan dosen. Ditambah lagi saya seorang karyawan perusahaan distributor yang jam kerjanya dari Senin- Sabtu dari Jam 08.15- Jam 17.00. Selama itu pula Ilham harus berada di penitipan, notabene saya tidak tahu yang sebenarnya ia lakukan dan ia makan selama saya tinggal kerja. Dalam sebulan bisa 2 kali balik ke dokter, tiap hari harus minum obat bahkan bisa dihitung dengan jari berapa hari Ilham dalam keadaan sehat. Ya Allah.. sedih sekali, berat dan sakit rasanya hati saya karena anak yang diamanahkan kepada saya selalu sakit.

Empat bulan setelah keberangkatan Bapak tepatnya Agustus 2015 beliau pulang ke tanah air untuk riset di Kalteng, hanya dua bulan. Agustus itu bertepatan dengan hari raya Idul Fitri, alhamdulilah kami dapat berkumpul serta merayakan lebaran di kampung halaman di Jawa. Kembali mengucap syukur yang tak terkira bulan Oktober hasil testpack menunjukkan dua garis merah yang berarti saya positif hamil. Akhir Oktober suami kembali ke Jepang dan saya pun ditinggal dalam keadaan hamil. Namun saya tidak sendirian kali ini ada kedua orang tua saya yang memang sengaja dolan ke Banjarbaru. Saya memutuskan resign dari pekerjaan saya setelah saya wisuda dan kamipun pulang ke Jawa sebelum Bapak menjemput lagi untuk berangkat ke Jepang.

Berkumpul dengan suami dan anak- anak merupakan impian, apalagi di Jepang bisa dikatakan aji mumpung. Namun saat itu saya harus memilih dan pilihan itu sepertinya tidak bisa ditolerir lagi. Hingga akhirnya saya pun harus memilih untuk berangkat sendiri ke Jepang tanpa Ilham dalam keadaan hamil 8 bulan, tentu saja suami menjemput ke Indonesia.

Berat sekali kaki ini melangkah menuju anak tangga pesawat dan seakan ingin berhenti saja. Selama perjalanan air mata tak hentinya menetes, seakan menyesal dengan keputusan yang telah diambil. Belajar sabar untuk bisa nggak ketemu Ilham selama 1 tahun. Untungnya sekarang teknologi sudah modern, sehingga yang jauh terasa dekat dan tiap hari saya pun bisa melihat Ilham walau lewat layar hp. Sabar...

Memang sudah rencana Allah, saya melahirkan dengan jalan yang tidak mulus dan si bayi pun tidak dalam keadaan sehat. Ya.. disini baru bisa mengerti mengapa Ilham ditinggal,mengapa saya harus melahirkan di Jepang, mengapa Fatih harus sakit dulu di rumah sakit selama 2 minggu, ada hikmah dibalik itu semua. Berdoa dan terus berdoa memang nggak ada ruginya, yakin Allah mendengar doa yang dipanjatkan hambanya, gusti Allah itu nggak sare kok...

Fatih lagi maem sendiri cuma diacak- acak (mencoba Baby Led Weaning)

Sekarang Ilham tumbuh dengan sehat, sudah hampir 3 tahun, bicaranya pun lancar, badannya nggak sekurus dulu. Fatih sekarang sudah 6 bulan lebih, tumbuh dengan sehat, gesit, sekarang lagi belajar duduk dengan tegak, sudah bisa makan sendiri meskipun belepotan. Subhanallah inilah yang membuatku bahagia, anak- anak yang sehat, semoga tumbuh menjadi anak yang sholeh dan selalu mendoakan orang tua.
Gaya khas Ilham kalo foto (ceritanya habis mandi pake bedak trus maen sepeda)

Semoga ada kesempatan Ilham bisa ke Jepang, biar kami benar- benar bisa berkumpul, liburan bareng gitu...


sampai jumpa di sharing berikutnya......

Komentar