Ramadhan di tengah Pandemi

Ini adalah Ramadhan ke tiga di Sapporo sejak suami menempuh pendidikan S3. Dulu pernah merindukan suasana Ramadhan seperti di Sapporo. Di Indonesia sangat berbeda, namun tetap menyenangkan. I love Indonesia. Di Sapporo ada Masjid yang menyediakan iftar setiap harinya di bulan Ramadhan. Beruntung kami tinggal di Sapporo di area kampus, disini dekat dengan Masjid dan kebanyakan muslim juga bertempat tinggal di sekitarnya. Muslim dari berbagai negara tentunya. Indonesia, Malaysia, Mesir, Bangladesh, Pakistan, dan negara muslim lainnya. Alhamdulilah ada di Sapporo dan kami hidup damai dengan penduduk  Jepang yang notabene tidak beragama. Yach... Mereka menganggap agama sebagai hal pribadi seseorang dan tidak patut diusik dan mereka menghargai itu. Tak jarang kami bisa melaksanakan sholat dimana- mana jika bepergian. Rasanya itu sudah menjadi hal yang lumrah bagi mereka yang melihatnya. 

Ada kebiasaan orang- orang yang dilakukan menjelang Ramadhan. Orang- orang Mesir akan menghias masjid dengan balon dan lampion dari kertas agar Masjid terlihat indah dan cantik. Ini merupakan wujud suka cita mereka menyambut tamu Ramadhan. Masjid juga mengadakan terawih berjamaah. Masjid juga menyediakan buka bersama. Siapa pesertanya? Yang datang ya kami, muslim di Sapporo. Masjid juga open untuk nihonjin yang ingin terlibat dan mengetahui tantang puasa, iftar, dan terawih. Banyak banget lho muslim di di Sapporo. Sekitar 100- 150 biasanya yang datang untuk berbuka bersama di hari Sabtu-Minggu. Jika weekday sekitar setengahnya. Biasanya ada jadwal siapa saja yang menyediakan menu berbuka puasa setip hari. Untuk yang harian bisa diisi sukarela, perorangan. Namun untuk yang weekend di jadwalkan untuk komunitas. Komunitas disini seperti Indonesia, Bangladesh, maka yang menyediakan menu buka puasa adalah dari negara tersebut. Kami senang bisa memasak dan menyediakan menu buka puasa untuk orang- orang. Jika tiba giliran Indonesia sebagai penjamu, maka kami akan ramai di grup pengajian sakura membahas menu dan cara penyajiannya. Tidak hanya ibu- ibu namun juga bapak- bapak. Meski lelah a namun sangat senang.

Namun tahun ini semua berbeda. Tidak ada buka puasa bersama di Masjid dan tidak ada pula masak bersama di Masjid juga tidak ada terawih bersama di Masjid. Semua kegiatan di cancel. Terawih hanya dilaksanakan imam masjid dan beberapa brother saja. Bahkan sholat Jum'at pun di bagi menjadi dua kloter. Ramadhan tahun ini datang di musim semi, jadi hawa sejuk masih mendominasi. Lama puasa kisaran 16-17 jam sehari. 

Meskipun kami melaksanakan Ramadhan di tengah pandemi, namun banyak hal perlu disyukuri. Sebab covid- 19 sekolah diliburkan dari akhir April- akhir Mei, sehingga Ilham bisa belajar puasa full day. Anjuran work from home menjadikan waktu lebih efektif sehingga suami tidak perlu bolak-balik pulang untuk sholat dan buka puasa. Ini adalah tahun kami bisa buka puasa bersama dirumah, tahun- tahun sebelumnya lebih sering berbuka di masjid terutama suami. Tahun ini benar-benar dimanfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Masya Allah rencana Allah itu nyata lho.. jika kita melihat dari segi positifnya tidak melulu mencari kambing hitam. Bisa berpuasa bersama keluarga itu rejeki, tidak semua keluarga bisa menikmatinya. Saya rasa itu yang dirasakan beberapa teman yang terpaksa tertahan di Sapporo karena penerbangannya di cancel. Menjadikan mereka lebih lama stay di Sapporo sehingga menikmati Ramadhan dan Syawal yang luar biasa ini.
foto hari ke 11 Ramadhan di Noshi koen

Ramadhan tetaplah Ramadhan yang agung dan selalu di nanti kedatangannya, ditangisi kepergiannya. Justru karena adanya virus ini lebih khusyuk dalam berdoa memohon kebaikan untuk semua orang tidak hanya untuk pribadi. Mau dimana pun berada yang wajib tetap harus di kerjakan. Meskipun di Jepang banyak warung jual makanan dan minuman yang puasa ya tetep harus puasa. Wong .. puasa itu urusan pribadi sama Allah. Sama kayak Ilham dan Fatih. Mau adiknya makan apapun ya Ilham nggak minta, dia ingat kalo puasa. Kalo ditanya mau kah? Enggak Mas Ham puasa to, emang boleh makan? Ya kalo makan berarti nggak puasa jawabku.
Ramadan telah berakhir, 1 Syawal sudah datang. Semoga tahun depan masih bertemu dengan tamu agung Ramadhan dengan keadaan yang lebih baik. Semoga amal ibadah semala Ramadhan diterima Allah SWT dan kita menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Aamiin

Komentar

Posting Komentar